Download Film:
- 01 Sejarah Pramuka Indonesia seri 50 th Gerakan Pramuka
 - 02 Kiprah dan Perkembangan Gerakan Pramuka - Seri 50th Gerakan Pramuka
 
Oleh tokoh-tokoh pergerakan nasional Indonesia dibentuk organisasi 
kepanduan yang bertujuan membentuk manusia Indonesia yang baik dan 
menjadi kader pergerakan nasional. Karenanya kemudian muncul 
organisasi-organisasi kepramukaan pribumi yang kala itu jumlahnya 
mencapai lebih dari seratus organisasi. Organisasi itu semisal; JPO 
(Javananse Padvinders Organizatie); JPP  (Jong Java Padvinderij), SIAP 
(Sarekat Islam Afdeling Padvinderij); HW (Hisbul Wathon) dll.
Sejarah terus berlanjut. Melihat maraknya organisasi kepramukaan milik 
pribumi yang bermunculan, Belanda akhirnya membuat peraturan untuk 
melarang organisasi kepramukaan di luar milik Belanda menggunakan 
istilah Padvinder. Karena itu kemudian KH. Agus Salim menggunakan 
istilah "Pandu" dan "Kepanduan".
Sejak tahun 1930 timbul kesadaran dari tokoh-tokoh Indonesia untuk 
mempersatukan organisasi kepramukaan. Maka terbentuklah KBI (Kepanduan 
Republik Indonesia). KBI merupakan gabungan dari organisasi kepanduan 
seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda Sumatra).
Dan pada tahun 1931 terbentuk PAPI (Persatuan Antar Pandu-Pandu 
Indonesia), kemudian diubah menjadi BPPKI (Badan Pusat Persatuan 
Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938. 
Pada waktu pendudukan Jepang, kepanduan di Indonesia dilarang sehingga 
tokoh Pandu banyak yang masuk Keibondan, Seinendan dan PETA.
Setelah masa kemerdekaan dibentuklah organisasi kepanduan yang bersifat 
nasional  yaitu Pandu Rakyat Indonesia yang dideklarasikan di Solo pada 
tanggal 28 Desember 1945. Pandu Rakyat Indonesia menjadi satu-satunya 
organisasi kepramukaan di Indonesia saat itu.
Namun pada masa leberalisme, kembali bermunculan berbagai organisasi 
kepanduan seperti; HW, SIAP, Pandu Indonesia, Pandu Kristen, Pandu 
Ansor, KBI dll yang jumlahnya mencapai seratusan lebih. Sebagian 
organisasi tersebut terhimpun dalam tiga federasi yaitu; IPINDO (Ikatan 
Pandu Indonesia, berdiri tanggal 13 September 1951), POPPINDO (Persatuan
 Organisasi Pandu Putri Indonesia, berdiri tahun 1954) dan PKPI 
(Persatuan Kepanduan Putri Indonesia).
Pada 1953 IPINDO berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia. Pada 
tanggal 10-20 Agustus 1955 IPINDO juga berhasil menyelenggarakan Jambore
 Nasional I di Pasar Minggu Jakarta.  Sedangkan POPPINDO dan PKPI pernah
 bersama-sama  menyambut singgahnya Lady Baden  Powell  (istri Baden 
Powell) ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia. Pada tahun 1959, 
PKPI mengadakan perkemahan besar untuk pramuka putri yang disebut “Desa 
Semanggi” di Ciputat. Pada tahun ini juga IPINDO mengirimkan kontingen 
ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.  
Menyadari kelemahan yang ada, ketiga federasi tersebut akhirnya 
meleburkan diri menjadi PERKINDO (Persatuan Kepanduan  Indonesia). Namun
 ternyata Perkindo sendiri kurang solid sehingga  coba  dimanfaatkan 
oleh pihak komunis agar menjadi gerakan Pionir Muda seperti di negara 
komunis lainnya.
Mulai tahun 1960-an, berbagai pihak termasuk pemerintah dan MPRS 
melakukan berbagai upaya untuk melakrukatn penertiban organisasi 
kepanduan termasuk upaya untuk mendirikan Gerakan Pramuka.
Pada hari Kamis malam tanggal 9 Maret 1961 Presiden mengumpulkan 
tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di 
Istana Negara. Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus 
diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh 
organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut 
Pramuka. 
Presiden juga menunjuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka yang terdiri 
atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, 
Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi 
dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Peristiwa ini kemudian disebut
 sebagai  HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA
Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, 
sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20
 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka. Kepres ini menetapkan Gerakan Pramuka
 sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan 
menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda 
Indonesia. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN 
KERJA. 
Kepres Nomor 238 Tahun 1961 ini ditandatangi oleh Perdana Menteri Ir. 
Juanda sebagai Pejabat Presiden Karena Presiden RI, Ir. Soekarno saat 
itu sedang berkunjung ke Jepang. 
Pada tanggal 30 Juli 1961,  bertempat di Istora Senayan (Sekarang 
Stadiun Gelora Bung Karno),  tokoh-tokoh organisasi kepanduan di 
Indonesia yang menyatakan dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam 
organisasi Gerakan Pramuka. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI 
IKRAR GERAKAN PRAMUKA. 
![]()  | 
| Presiden Soekarno menyerahkan panji kepramukaan | 
Pada tanggal 14 Agustus 1961, dilakukan Pelantikan Mapinas (Majlis 
Pimpinan Nasional), Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, dilanjutkan 
penganugerahan Panji-panji Kepramukaan dan defile Pramuka untuk 
memperkenalkan Pramuka kepada masyarakat yang diikuti  oleh sekitar 
10.000 Pramuka. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA yang
 diperingati hingga sekarang. 
Mapinas saat itu diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno (Presiden RI)  dengan 
Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen 
TNI Dr.A. Aziz Saleh. Sementara Kwarnas, diketuai oleh Sri Sultan 
Hamengku Buwono IX dan  Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua
 merangkap Ketua Kwarnari. 








0 komentar:
Posting Komentar
SILAHKAN BERI KOMENTAR JIKA ADA HAL YANG KURANG MEMUASKAN UNTUK KAKAK-KAKAK SEKALIAN.